• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Sunday, 30 November 2014

Zaid bin Haritsah : Kekasih Rasulullah

Zaid bin Harits : Kekasih Rasulullah
Oleh : Cahya Amalinadhi Putra (13613042)

Prolog

Manusia mulai lupa. Ditengah pesatnya perkembangan zaman, ditengah pesatnya perkembangan teknologi, manusia lupa akan pesatnya perkembangan agama. Masyarakat jarang yang memaknai perjuangan orang terdahulu, terutama yang membuka gerbang kesempatan berkembangnya agama. Islam adalah salah satu agama yang menarik untuk dibahas.
Awalnya, Islam hadir sebagai agama yang unik dan menyediakan pandangan baru dikalangan penduduk mekkah. Hal ini rupanya menimbulkan reaksi yang lebih banyak negatifnya dari penduduknya. Hasilnya, tak jarang dalam memperjuangkan Islam, pemeluknya tak hanya berjuang secara kata, namun fisik juga yang akibat terbesanya adalah peperangan.
Dalam tiap perang selalu ada panglima. Begitu pula dalam peperangan untuk agama Islam. Tiap panglima punya sesuatu yang special. Salah satu dari panglima tersebut memiliki kesan tersendiri bagi penuls, yakni Zaid bin Harist, kekasih rasulullah, panglima perang Mut’ah.

Zaid Kecil : Penculikan Zaid

Dikisahkan zaid bin harist adalah seorang budak yang dibeli oleh Siti Khadijah dan dihadiakan kepada Nabi Muhammad SAW. Mulanya, Zaid adalah anak keluarga Haritsah yang bahagia. Su’da, isteri Haritsah, sudah lama tak pulang ke kampong halamannya. Oleh karena itu, keluarga tersebut sepakat untuk mengunjungi kampung halaman isterinya. Perbekalan dan transportasi telah disiapkan. Namun, Haritsah tak ikut dalam rombongan karena masih ada urusan yang harus Ia selesaikan.
Dengan berat hati, ditinggalkannya Su’da dan Zaid kecil bersama kilafah. Tak lama setelah itu, kembalilah Su’da menemui Haritsah. Su’da tak kembali bersama Zaid, namun bersama musibah yang telah menimpanya. Diceritakan kepada Haritsah bahwa rombongan diserang oleh sekawanan perampok. Beruntung Su’da dapat lolos namun tidak bagi Zaid. Hasilnya, Haritsah langsung lemas dan mulai mencari si Zaid kecil ditengah padang pasir. Setelah sekian lama mencari dan berhasil nihil, Haritsah memasrahkan nasib anaknya kepada yang di atas.

Awal Mula bertemu Rasulullah.

                Setelah kejadian tersebut, nasib Zaid berubah 100%. Zaid menjadi seorang budak. Atas kehendak Allah SWT, Zaid dibeli oleh Siti Khadijah dan dihadiahkan kepada Rasulullah karena kepintaran dan perilaku budinya. Itulah saat pertama Zaid bertemu rasulullah.

Pilihan Sulit

                Saat Rasulullah membawa wahyu Allah SWT, yakni Islam. Zaid menjadi salah satu orang pertama yang masuk Islam. Yang menarik, rasa cinta Zaid kepada Rasulullah melebihi rasa cintanya kepada orang tuanya.
                Alkisah, ternyata Haritsah tak menyerah untuk mencari Zaid. Setelah terdengar kabar bahwa Zaid ada bersama Rasulullah, Haritsah langsung bergegas menemuinya dan berbicara pada Rasulullah  untuk mengembalikan Zaid. Mengenai hal itu, Rasulullah mempersilahkan Zaid untuk memilih yang dia inginkan. Tanpa ragu Zaid memilih Rasulullah sebagai ayah terbaiknya. Seketika itu Rasulullah menjadi senang sekaligus haru. Diajaknya Zaid ke Ka’bah dan dikenalkannya kepada seluruh penduduk Mekkah bahwa mulai sekarang Zaid adalah anak angkatnya dan pewarisnya. Dengan hal tersebut, pulanglah Haritsah dengan hati lapang.

Nama Zaid ada dalam Al-Qur’an

                Selain dididik layaknya anak sendiri, Rasulullah juga menikahkan Zaid dengan seseorang, namun pernikahan tersebut berakhir dengan cerainya Zaid. Setelah itu, Rasulullah datang mempersunting Istri Zaid. Akibatnya, munculah berbagai fitnah dari orang munafik mekkah sehingga turun Ayat dari Allah SWT yang mempertegas bahwa Zaid adalah anak angkat dan menikah dengan istri seorang anak angkat adalah halal.
                Ayat tersebut benar-benar menyatakan bahwa itu adalah Zaid sehingga Zaid adalah salah satu nama sahabat yang disebutkan di dalam Al-qur’an.

Zaid menjadi Panglima perang Mut’ah

                Berawal dari situasi panas akibat terbunuhnya utusan Rasulullah oleh romawi yang takut atas perkembangan agama Islam. Rasulullah berencana melakukan serangan mendadak demi mempertahankan agama Islam. Begitu mengetahui bagaimana pentingnya dan bahayanya perang ini, Rasulullah memilih orang yang benar-benar berani menggadaikan jiwa dan raganya untuk Allah SWT dan agamanya. Muncullah 3 nama dan salah satunya adalah Zaid bin Harits. Dari pilihan itu Rasulullah mempertimbangakan orang-orang yang waktu malam bertakarub mendekatkan diri kepada Allah SWT dan diwaktu siang menjadi pendekar pejuang pembela agama.
                Saat peperangan berlangsung, belum sempat Kaum Muslimin dihadang di desa Mut’ah. Mereka dihadang oleh orang romawi yang jumlahnya 200.000 orang sedangkan mereka hanya 3.000 orang. Hal ini adalah duka. Namun jumlah bukanlah halangan bagi orang yang berperang berdasarkan iman. Dengan tak ragu lagi, Zaid bin Harits maju memimpin kaum di barisan terdepan mengendarai kuda dan menunjukan ketangkasannya sambil memegang teguh panji-panji Rasulullah. Mereka bukan hanya semata-mata mencari kemenangan, tetapi lebih dari itu, mereka mencari apa yang telah dijanjikan Allah SWT, yakni tempat pembaringan disisi Allah SWT.
                Zaid tak sempat melihat pasri Balqa’, bahkan pula keadaan bala tentara Romawi, tetapi ia langsung melihat keindahan taman-taman surga. Ia terjun untuk membunuh atau dibunuh. Ia tidak memisahkan kepala musuh-musuhnya. Ia hanya membuka pintu dan menembus diding yang menghalanginya untuk menemui surga Allah SWT. Akhirnya Zaid bin Harits menjadi syahid dalam pertempuran itu.

Hikmah

                Melihat dari pengalaman seorang Zaid, rasa cintanya terhadap Allah SWT menyebabkan ia memilih untuk berjuang bersama Rasulullah, menyebabkan ia menerima, tegar, dan senang saat diamanahkan menjadi panglima oleh Rasulullah, menyebabkan ia tak takut mati meskipun tau keadaan kaum yang kalah jumlah saat itu. Setelah menyimak sejarah dari salah satu sahabat tersebut, memang pantas seorang Zaid diberi gelar kekasih Rasulullah.
                Hal tersebut (perang) memang sudah tak relevan apabila dipraktekan di zaman sekarang. Perjuangan seorang Zaid dapat diteladani melalui keikhlasannya, kegigihannya, keuletannya, dan keimanannya kepada Allah SWT dengan melakukan hal-hal yang dimiliki atau diamanahi dengan maksimal karena Allah SWT. Seorang Zaid rela memperjuangkan Iman sampai sejauh itu, maka sangatlah rendah apa yang orang-orang perjuangkan selain Iman di zaman ini. Maka dari itu janganlah mengeluh terhadap yang sedang dikerjakan dan tetaplah menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya karena Allah SWT.
               

Sumber :

risalahrasul.wordpress.com/2008/05/29/zaid-bin-haritsah/


0 komentar:

Post a Comment

Hey, It's my pleasure to know what was in your mind after reading the article above. So, you can comment or give critics to my writing on this comment box below

Contact

Get in touch with me


Adress/Street

12 Street West Victoria 1234 Australia

Phone number

+(12) 3456 789

Website

www.johnsmith.com